Kamis, 11 Juni 2015

Filsafat Ilmu Akuntasi

BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Luca Pacioli  (1445 - 1517) akuntansi di definisikan sebagai seni yang berdasarkan pada logika matematik yang sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double – entry bookkeeping) sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495. Luca Pacioli dikenal juga sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan’ di venice. Buku berbahasa inggris pertama yang dipublikasikan di London oleh Goerge atau Gough pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataannya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 August 1543 : collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan system sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of venice”.


Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing master and Accountant in Foster Lane, London Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiliki Chartered Accountant di abad ke 19.


BAB II
ISI
A.    Filsafat Ilmu

1.      Pengertian Filsafat Ilmu
Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001).

a.       Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

b.      Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)

c.       A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)

d.      Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)

e.       May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.

f.       Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan

g.      Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).

Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :

a.       Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)

b.      Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)

c.       Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)

2.      Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :

a.       Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
b.      Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
c.       Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
d.      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
e.       Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu 

sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.

3.      Subtansi Filsafat Ilmu
Telaah tentang substansi Filsafat Ilmu, Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.
4.      Corak dan Ragam Filsafat Ilmu
Ismaun (2001:1) mengungkapkan beberapa corak ragam filsafat ilmu, diantaranya:
a.       Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
b.      Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologi bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan sebagai kepanjangan ide manusia.
c.       Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah satu tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain kognitif dan produk alasan praktis.
Produk domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis. Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren dengan moral. Produk alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien dan produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi, tidak mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak merusak lingkungan.

B.     Akuntansi
Akuntansi biasa di sebut dengan bahasa dunia usaha (the language of bussiness). Dari segi bahasa berasal dari  to account  yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan sehingga menjadi accounting. Istilah account diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi perkiraan atau rekening.
Akuntansi (Accounting, Accountancy) yaitu pencatatan, pelaporan-dari kegiatan-dan perakunan. Account adalah laporan/ perkiraan (Dari Kamus Inggris- Indonesia John M. Echol and Hasan).
Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi dalam suatu perusahan, sehingga memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Rumusan AAA-Amirican Acounting Association).
Rumusan AAA tersebut mengandung pengertian :   
1.      Kegiatan (Activity) akuntansi yaitu proses yang terdiri dari atas identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2.      Kegunaan (Funtion) informasi yang dihasilkan oleh akuntan diharapkan berguna bagi pemakai dalam penilaian dan pengambilan keputusan.

Fungsi akuntansi bagi dunia bisnis global antara lain untuk:
1.      Menyediakan informasi ekonomis suatu perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit yang tepat.
2.      Menjadi media komunikasi bisnis antara manajemen dan pengguna eksternal mengenai posisi keuangan, perubahan posisi keuangan, dan arus kas perusahaan.
3.      Memberikan potret yang dapat diandalkan mengenai kemampuan menghasilkan laba dan arus kas perusahaan.
4.      Menjadi bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada para pemilik perusahaan.
5.      Menjadi gambaran kondisi perusahaan dari satu periode ke periode berikut mengenai pertumbuhan /kemunduran, dan memungkinkan untuk diperbandingkan dengan perusahaan lain pada industri sejenis.

Prinsip-prinsip akuntansi adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi. Prinsip akuntansi terdiri dari konsep entitas, prinsip obyektifitas dan prinsip cost (biaya).
Manfaat akuntansi dilihat dari bisnis Manfaatnya adalah kegiatan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keuangan dan sebagai penuntun badan usaha dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan karna konsep-konsep dasar tersebut memberikan alasan mendasar untuk mempertimbangkan berbagai alternative yang ada.

Manfaat akuntansi dilihat dari pendidikan. Manfaatnya adalah berhubungan dengan kegiatan pengajaran dan pengembangan pendidikan akuntansi. Dalam Sekolah Menengah Atas(SMA) dan perguruan tinggi yang bertujuan menciptakan generasi yang siap menjadi calon-calon akuntan yang mendidik serta memberikan ilmu akuntansi.

C.     Filosofi Hidup Dalam Ilmu Akuntansi
Filosofi hidup hampir berkaitan dengan prinsip hidup. Semua orang yang masih eksis mempunyai pegangan hidup, tujuan hidup, prinsip hidup maupun filosofi hidup. Tentunya hal ini cukup berbeda di antara satu dengan lainnya dalam menyikapinya. Karena setiap orang itu tidak sama, setiap orang itu unik, setiap orang merupakan mahluk individualisme yang membedakan satu dengan lainnya.
Berikut ini 4 filosofi hidup dalam ilmu akuntansi,yaitu;
1.      Ketika kita mengerjakan laporan keuangan jika perusahaaan untung maka posisi laba ada di sebelah kredit yang notabene kredit itu berisikan pasifa atau modal. Dari situ dapat disimpulkan “jika seseorang itu ingin untung maka ia harus mempunyai modal”
2.      Dalam penghitungan laporan keuangan jumlah antara debet dan kredit itu harus sama. Dengan begitu, “kita dalam menjalani hidup itu harus seimbang”
3.      Sebelum membuat laporan biasanya akuntan akan mencatat setiap transaksi yang terjadi . Dalam hal ini, “jika kita melakukan perniagaan catatlah itu sekecil apapun itu “. Perniagaan disini adalah perniagaan hubungannya dengan dunia yaitu untuk mengetahui digunakan untuk apa uang kita (apakah ia habis dengan percuma atau habis dan bermanfaat) dan juga perniagaan hubungannya dengan Sang Khalik (apa saja yang sudah kita lakukan selam di dunia untuk kebaikan atau untuk maksiat) sebagai pertanggungjawaban kita nantinya di hadapan-Nya.
4.      Setiap membuat laporan akuntansi sangat menuntut ketelitian dari si akuntan agar tidak ada kesalahan dalam mencatat transaksi yang bisa jadi puluhan bahkan ratusan transaksi. Dalam kaitannya dengan ini diungkapkan bahwa ”dalam menjalani kehidupan seseorang harus teliti, tidak ceroboh dan menipu”
Dari uraian tadi kita belajar bagaimana menjadi orang yang beruntung dengan modal kejujuran dan tertata.serta belajar menjadi orang yang terarah dalam hidupnya dengan tujuan hidup yang jelas.

4. Aspek Ontology Dalam Ilmu Akuntansi
Hal yang di telaah atau yang menjadi isi dari ilmu akuntansi sebagai salah satu aspek ontology dalam ilmu akuntansi adalah prinsip akuntansi yang dikembangkan oleh asumsi dasar bagi proses akuntansi, prinsip akuntansi yang di jadikan standar universal, unsure dasar persamaan akuntansi dalam suatu laporan keuangan, dan jenis jenis laporan keuangan yang umum.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum dikembangkan oleh asumsi asumsi dasar bagi proses akuntansi yaitu
Asumsi satuan uang (monetary unit assumption), menyaktakan bahwa hanya data transaksi yang dapat diungkapkan dalam satuan uang yang di masukan  kedalam catatan catatan akuntansi.
Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption), menyaktakan bahwa aktivitas entitas dipisahkan dan dibedakan dari aktivitas aktivitas para pemiliknya dan entitas entitas ekonomi lainnya.
Prinsip akuntansi yang berlaku umum menggunakan standar yang digunakan secara universal, yaitu GAAP (Generally Accepted Accounting Principles). Standar yang mengatur peristiwa peristiwa ekonomi dilaporkan.
Dalam persamaan dasar akuntansi, unsure dasar suatu bisnis adalah asset (sumber daya yang dimiliki ) dan kewajiban (klaim terhadap asset kepada kreditor/ utang yang harus dipenuhi), sedangkan klaim dari pemilik merupakan ekuitas pemilik. Sehingga jumlah asset harus sama dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik. Persamaan akuntansi berlaku bagi seluruh entitas ekonomi tanpa melihat ukuran, sifat, dan bentuk organisasi bisnisnya.
Menghitung besarnya jumlah ekuitas pemilik, yaitu total asset dikurang total kewajiban. Peningkatan ekuitas pemilik merupakan akibat dari investasi pemilik dan hasil penjualan/pendapatan perusahaannya. Sedangkan penurunan ekuitas pemilik merupakan akibat dari penarikan oleh pemilik itu sendiri(prive) dan pengeluaran yang digunakan untuk pengoperasian bisnis. Sehingga laba bersih didapat jika pendapatan melebihi pengeluaran sedangkan rugi bersih didapat jika pengeluaran melebihi pendapatan.
Ekuitas dari persamaan akuntansi harus di jaga keseimbangannya. Karena setiap transaksi memiliki pengaruh ganda pada persamaan. Contoh kenaikan asset dapat berpengaruh pada penurunan asset lain, kenaikan kewajiban tertentu dan kenaikan ekuitas pemilik.
Laporan keuangan akuntansi, yaitu laporan laba rugi (menyajikan pendapatan dan beban atau laba dan rugi bersih yang di hasilkan dalam suatu periode waktu tertentu), laporan ekuitas pemilik (mencatat perubahan yang terjadi pada ekuitas pemilik dalam suatu periode  waktu tertentu), neraca (melaporkan asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu), dan laporan arus kas (merangkum segala informasi mengenai arus kas masuk dan keluar dalam suatu periode waktu tertentu).

5. Aspek Epistemology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam aspek epistemology ilmu akuntasi menggunakan berbagai matode sesuai kebutuhannya. Contohnya matode induktif digunakan pada saat pengambilan keputusan dengan melihat laporan tersebut, pihak berwenang akan menyimpulkan langkah apa yang akan di ambil. Matode positivism digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harus menggunakan data yang ada atau yang te;ah di ketahui degas bukti yang akurat berupa nota, dll.
Perbedaan antara pembukuan dan akuntansi yaitu proses akuntansi memasukkan fungsi fungsi pembukuan sedangkan pembukuan hanya melibatkan pencatatan peristiwa ekonomi. Jadi pembukuan merupakan bagian dari proses akuntansi.
Akuntansi di bagi menjadi akuntansi keuangan (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi investor, kreditor dan pengguna eksternal lainnya) dan akuntansi managerial (bidang akuntansi yang menyediakan informasi keuangan dan perekonomian bagi para manajer dan pengguna internal lainnya)
Hal hal yang di perhatikan dalam menganalisi sebuah transaksi, adalah
1.      Setiap transaksi dianalisis berdasarkan pengaruhnya pada 3 komponen (asset, kewajiban dan ekuitas pemilik) dalam persamaan akuntansi dasar dan jenis jenis hal spesifik dalam setiap komponen.
2.      Dua sisi persamaan harus selalu sama atau seimbang, yaitu sisi asset dan sisi kewajiban di tambah ekuitas pemilik.
3.      Penyebab terjadinya setiap perubahan dalam klaim pemilik atas asset di tunjukkan dalam ekuitas pemilik.
4.      Persamaan akuntansi dasar adalah asset = kewajiban + ekuitas pemilik.

6. Aspek Axiology Dalam Ilmu Akuntansi
Dalam ilmu akuntansi, Hal yang menjadi alasan etika menjadi salah satu konsep bisnis yang mendasar, yaitu karena Etika adalah standar perilaku yang menjadi penilaian benar atau salahnya suatu tindakan. Sehingga tiap individu dapat melakukan aktivitasnya secara efektif dan menghindari penyimpangan yang terjadi dalam suatu bisnis perusahaan tersebut.

Pengguna data akuntansi yaitu
pengguna internal informasi akuntansi, yaitu para manajer ( manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan ) yang merencanakan, mengorganisasikan, dan mengelola bisnis. Mereka bertanggung jawab atas ketersediaan kas untuk membayar tagihan, memprediksi biaya produksi untuk tiap unit produksi, memperkirakan peluang terjadinya kenaikan gaji bagi karyawan dalam satu tahun periode, dan menganalisis produk apa yang menguntungkan untuk di produksi perusahaan tersebut. Laporan laporan keuangannya adalah laporan perbandingan keuangan dari alternative operasional, proyeksi laba dari suatu event penjualan perusahaan tersebut, prediksi kebutuhan kas untuk tahun periode selanjutnya.
pengguna eksternal informasi akuntansi, yaitu para investor ( pemilik perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk membuat keputusan membeli, menahan atau menjual sahamnya ), para kreditor ( pemasok atau banker menggunakan informasi akuntansi untuk mengevaluasi resiko pemberian kredit atau pinjaman ). Mereka bertanggung jawab terhadap masalah berupa besarnya laba yang didapat oleh perusahaan tersebut, membandingkan ukuran dan jumlah keuntungan degas pesaingnya, memperkirakan kemampuan perusahaan dalam pelunasan utang utangnya saat jatuh tempo.

Manfaat akuntansi (hal yang relevan) dalam suatu pekerjaan adalah sebagai
manajemen umum membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk pengambilan keputusan bijak bagi perusahaannya.
Pemasaran membutuhkan pemahaman akan ilmu akuntansi untuk memahami strategi yang menentukan keberhasilan tenaga penjualan dan melakukan kuantifikasi terhadap biaya dan keuntungan.
Akuntan public melibatkan pengauditan untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan dan menyaktakan opini mengenai kewajaran penyajian suatu laporan keuangan.
Perpajakan (otoritas perpajakkan, akuntan pajak) melakukan perencanaan pajak perusahaan dan pemberian saran perpajakkan, membuat surat setoran pajak, dan mewakili klien ketika bertemu pegawai di kantor pajak.
Konsultasi manajemen melakukan pembuatan system akuntansi dasar untuk membantu perushaan dalam mengambil keputusan.

Keuangan (banker, penganalisis investasi, pialang saham) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk nmemeriksa dan menganalisis laporan laporan keuangan.
Real estat (makelar/ penjual properti) membutuhkan pemahaman ilmu akuntansi untuk memahami angka angka terkait dan masalah berupa apakah pembeli dapat melakukan pembayaran ke bank?, apakah arus kas suatu property industry dapat di benarkan harga pembeliannya?, dan apakah manfaat pajak bagi pembeli?.
Kelompok lain yang menggunakan informasi akuntansi adalah badan badan pembuat peraturan, pelanggan, serikat pekerja, dan perencana perekonomian.
Akuntan swasta meliputi akuntan umum (mencatat transaksi setiap hari dan membuat laporan keuangan/ informasi lain yang berkaitan), akuntan biaya (menentukan biaya dalam memproduksi suatu produk tertentu), penganggaran (menguantifikasi sasaran pendapatan, harga pokok penjualan, dan beban operasi), system informasi akuntansi (merancang system pemrosesan data secara manual atau komputerisasi), audit internal (meninjau operasi perusahaan agar sesuai degas kebijakkan manajemen dan mengevaluasi efisiensi operasi).
Akuntan nirlaba membutuhkan pelaporan dan pengendalian keuangan yang baik agar dapat menyinambungkan dukungan yang akan diberi.

BAB III
KESIMPULAN

A.    Sedikit penafsiran tentang makna balance dalam akuntansi yang bisa diaplikasikan dalam sebuah kehidupan. Terkadang memang sulit memahami jalan yang dikehendaki Tuhan, istiqomah dalam mempererat hubungan dengan Tuhan. Tuhan akan selalu memberrikan jalan yang terbaik untuk hambaNya yang baik. Jalan yang bengkok pung akan selalu terlihat lurus ketika mulai mengerti maksud Tuhan.

B.     “Berani Menyeimbangkan Hidup“, karena “Hidup perlu seimbang“, seimbang antara dunia dan akhirat, antara lahir dan batin, antara diri kita dan orang lain, antara manerima dan memberi dan sebagainya,   ”Tanpa keseimbangan  sama dengan Kehancuran” .

C. Ilmu akuntansi merupakan pengabungan antara rasionalisme dan empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran untuk menganalisis data transaksi akuntansi dalam membuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia.

 D.  filsafat meninjau ilmu akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan penganalisisan sebuah data transaksi. Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang memiliki matode dalam pembuatan sebuah laporan, antara lain laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas. Data dalam akuntansi merupakan data yang kongkrit dan memiliki bukti pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam perusahaan tersebut.

E.  Balance dalam Kehidupan
Akuntasi sebuah mata pelajaran yang sebenarnya sudah didapatkan ketika seseorang menginjak pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Bagi orang awam yang mendengar kata akuntansi, yang terbayangkan di pikiran mereka pasti hitungan tentang keuangan. Padahal, akuntansi merupakan sebuah mata pelajaran yang tidak sekedar mencatat keluar masuknya uang dari seorang bendahara. Diperlukan sebuah standard yang mengatur seluk beluk akuntansi. Seorang akuntan diharuskan memiliki ketelitian dan kesabaran untuk menginput setiap transaksi yang terjadi sehingga pihak – pihak yang berkepentingan mampu memahami laporan keuangan yang dihasilkan.
Balance merupakan terminologi melekat pada dunia Akuntansi, khususnya akuntansi keuangan. Di dalam menyusun laporan keuangan, akuntan mengacu pada dasar persamaan akuntansi, yaitu Asset = Kewajiban + Modal. Berdasarkan persamaan tersebut, semua transaksi keuangan dilaporkan berdasarkan format keseimbangan: sebelah kiri disebut debet, dan sebelah kanan disebut kredit. Setiap transaksi harus melibatkan ketiga unsur tersebut, dan haruslah balance sebelah kiri dan kanan. Pada akhirnya pencatatan transaksi yang disebut jurnal itu masuk ke dalam buku besar (ledger). Ledger ini dipersiapkan menjadi laporan keuangan dengan membuat Trial Balance. Namanya saja trial balance, memang ini adalah neraca percobaan, untuk menguji apakah semua transaksi yang sudah di posting ke buku besar benar pencatatannya, meskipun seimbang belum tentu menjamin semua jurnal benar pencatatannya. Singkat cerita neraca percobaan tersebut, setelah dilakukan penyesuaian, disiapkan untuk menjadi sebuah Neraca (Balanced Sheet). Dari sekilas dan tersirat siklus akuntansi tersebut, kita menemukan betapa sering terminologi 'balance' digunakan. Terlebih lagi di dalam jurnalisasi saja, Akuntan sering menghadapi masalah, yaitu ketidakseimbangan, kata kunci yang melegakan para akuntan atau mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang praktikum adalah terminologi 'balance', kata 'balance' ini serasa melegakan hati mereka, menyegarkan jiwa mereka, memuasi hasil jerih payah mereka di dalam jurnalisasi dan posting.
Balance dalam kehidupan secara garis besar terdapat dua macam, yaitu:
1.      Balance Lahir
Balance lahir berkaitan dengan pekerjaan, keluarga dan masyarakat. Balance lahir mungkin terlihat lebih dalam kehidupan di dunia. Ketika sibuk dengan pekerjaan dan tugas, akan timbul sebuah keseimbangan bila mampu membagi waktu dengan tepat untuk menyelesaikannya. Ketika sibuk dalam sebuah masyarakat dan organisasi, akan timbul sebuah keseimbangan bila mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjadi pribadi yang ramah dan disukai banyak orang. Begitu juga ketika berada dalam sebuah keluarga, bagaimana menerapkan peran dalam keluarga sangatlah penting. Sebagai contoh seorang kakak yang mampu memberikan teladan yang baik untuk adiknya juga menciptakan sebuah keseimbangan dalam keluarga.
2.      Balance Batin
Balance batin berkaitan dengan hati dan hubungan kita dengan Tuhan. Balance batin merupakan keseimbangan yang berkaitan dengan hati, keseimbangan yang timbul ketika hati ini merasa hidup. Hati yang hidup adalah hati yang gemar akan ilmu, hati yang lunak dan siap menerima nasehat ketika berada di jalur yang salah. Bukan hati yang keras saat beradu argumen, bukan hati yang mati dan cuek melihat keadaan sekitar. Namun, hati yang selalu lapang memaknai setiap kejadian yang terjadi dengan berkoordinasi dengan akal untuk menciptakan sebuah hikmah yang lebih bermanfaat dalam hidup. Keseimbangan hati tak akan pernah bisa diraih ketika lebih menyibukkan dalam kehidupan dunia, keseimbangan yang ini bisa di raih ketika lebih menyibukkan hubungan dengan Tuhan. Satu yang harus di ingat untuk menimbulkan keseimbangan ini, usaha yang maksimal yang dilakukan bukanlah penentu, tapi Tuhan yang berhak menentukan hasilnya. Dengan pasrah atas usaha maksimal yang di lakukan maka keseimbangan batin akan terwujud dengan sendirinya.

E.     Standard Balance dalam Hidup
Balance yang benar sebagaimana konsep balance dalam akuntansi, harus mengacu kepada standar, dan dalam hidup standar yang diterima umum adalah standar yang dibuat oleh pakar kehidupan, yaitu Allah SWT.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakkan.”(QS. Al-Qashash:77)
Mengabaikan salah satunya akan menimbulkan akibat yang besar. Mengabaikan dunia akan menimbulkan kemiskinan seperti dikatakan Ali bin Abi Thalib “kadal faqru ay yakunan kufran” yang artinya bahwa kemiskinan itu lebih dekat dengan kekufuran. Sebaliknya mengabaikan akhirat akan mengakibatkan yang lebih parah lagi, karena bila akhirat telah rusak tidak dapar diperbaiki lagi, sedangkan kerusakan didunia masih bisa untuk diperbaiki.
“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).”(QS. Ar-Ra’d:26)
Begitu juga dengan keadaan lain kita perlu menjaga keseimbangannya, keseimbangan lahir dengan keseimbangan batin, keseimbangan luar dan dalam, keseimbangan antara pria dan wanita, keseimbangan antara diri kita dan orang lain serta keseimbangan antar menerima dan memberi, ada saat menerima pastikann juga ada saat anda memberi, jangan hanya mau menerima saja.
Perhatikan 5F yaitu Faith (Kepercayaan/Keimanan), Family (Keluarga), Fitness (Kebugaran/Keafiatan), Friends (teman) dan Finance (Keuangan)
Dengan Faith kita akan memperhatikan Keseimbangan dunia wal akhirah, Family akan terkandung keseimbangan anak dan orang tua, pada Fitness kita perlu  memperhatikan keseimbangan lahir dan bathin, friends kita perlu memperhatikan keseimbangan diri kita dan orang lain, serta dari Finance akan terlihat keseimbangan antara sikaya dan simiskin.




DAFTAR PUSTAKA
https://n2cs.wordpress.com/2013/03/12/filsafat-ilmu-akuntansi/
http://www.scribd.com/doc/126510039/POTRET-AKUNTANSI-DARI-LENSA-final-filsafat-ilmu#scribd
http://sleepygir.blogspot.com/2013/01/filsafat-ilmu-akuntansi.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/filsafat-ilmu/
http://usupress.usu.ac.id/files/Filsafat%20Ilmu%20dan%20Metode%20Riset_Normal_bab%201.pdf
http://wahyumiekawanti.wordpress.com/2011/filosofi-akuntansi
http://doarifandi.blogspot.com/2012/05/filsafat-akuntansi-dalam-kehidupan.html
http://virdyblog.blogspot.com/2012/03/filsafat-akuntansi-sebuah-keseimbangan.html
http://redcyrus.wordpress.com/psikologi-dan-filosofi-hidup/
http://kukuhpewe.wordpress.com/2011/12/24/penerapan-prinsip-dasar-akuntansi-dalam-sebuah-keseimbangan-hidup/
http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/02/tanpa-keseimbangan-kehancuran/
Isroah, M.Si,dkk. (2004). Kompetensi Dasar Akuntansi 1. Solo : PT. Tiga Serangkai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS 4

Biaya modal adalah sebuah konsep dinamis yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal...